Laporan ACLU berjudul “Blocking Faith, Freezing Charity” menunjukkan bahwa Bush bukan hanya menghambat kegiatan sosial sejumlah badan amal Muslim, tapi juga membuat warga Muslim khawatir dalam menjalankan ajaran agamanya memberikan sedekah pada orang-orang miskin.
"Penerapan undang-undang tentang bantuan dana terhadap terorisme yang diterapkan pemerintahan federal tidak proporsional dan telah mempengaruhi aktivitas lembaga-lembaga sosial Muslim," demikian laporan ACLU.
Selain itu, kampanye perang melawan teror yang digulirkan Bush, menyebabkan banyaknya kasus-kasus salah tangkap, perlakuan sewenang-wenang dan intimidasi terhadap komunitas Muslim.
ACLU melakukan sekitar 120 wawancara dengan komunitas, pemuka masyarakat dan sejumlah pengurus lembaga amal di AS dalam menyusun laporannya. Dari hasil wawancara itu diketahui, badan-badan sosial Muslim yang paling banyak menjadi korban undang-undang terorisme itu.
Laporan ACLU menyebutkan, tujuh dari sembilan lembaga amal yang aset-asetnya dibekukan Departemen Keuangan AS, adalah milik Muslim. Masih banyak badan amal Muslim yang terpaksa tutup karena kantornya digeledah dan diperiksa polisi.
"Dalam banyak kasus, pemerintah AS mencoreng citra lembaga-lembaga amal, asosiasi dan organisasi sosial Muslim tanpa memberikan ganti rugi saat organisasi atau pengurus lembaga yang bersangkutan diproses di pengadilan. Pemerintah juga tidak memberi kesempatan pada lembaga-lembaga itu untuk membersihkan nama mereka dari tuduhan," tulis ACLU dalam laporannya.
Menurut ACLU, semua itu terjadi karena pemerintahan Bush memberikan wewenang tanpa batas pada Departemen Keuangan sehingga bisa seenaknya menuding sebuah lembaga amal sebagai organisasi teroris, menuduh seseorang kriminal karena telah menyalurkan dana untuk teroris, tanpa bukti-bukti yang kuat.
Tindakan sewenang-wenang pemerintah menimbulkan iklim ketakutan di kalangan Muslim AS yang ingin menjalankan ajaran agamanya dalam hal bersedekah dan berzakat. Ini artinya, kampanye anti teror Bush justru menjadi teror baru terutama bagi warga Muslim dan melanggar kebebasan yang selama ini diagung-agungkan AS.
"Banyak Muslim Amerika yang melapor, kekhawatiran membuat mereka jadi sulit untuk menunaikan zakat sebagai salah satu kewajiban agama mereka dan untuk menjaga ukhuwah antar sesama Muslim," kata ACLU.
ACLU menegaskan, kebijakan-kebijakan anti-teror AS sama sekali tidak efektif dan telah melanggar nilai-nilai moral masyarakat AS terutama dalam masalah keadilan. Banyak kebijakan anti-teror yang dilakukan berdasarkan kebijakan yang diskriminatif dan hanya bernuansa kebencian atas dasar agama dan target utamanya adalah komunitas Muslim.